Subscribe:

Rabu, 16 November 2011

Makna "Pahlawan" Telah Terdegradasi

Guru yang disebut 'pahlawan tanpa tanda jasa' pun kini sibuk mengejar materi.

Sabtu, 12 November 2011, 10:36 WIB
Elin Yunita Kristanti, Syahrul Ansyari
Taman Makam Pahlawan Kalibata (VIVAnews/Anhar Rizki Affandi)
BERITA TERKAIT
Budayawan Radhar Panca Dahana dan seorang pensiunan guru, M Amir Hamzah mengkritik makna pahlawan yang dipahami masyarakat umum saat ini. Mereka kompak menyebut sudah terjadi degradasi makna tentang kepahlawanan.

"Pahlawan hanya sebagai makna yang simbolik. Terjadi pendangkalan makna pahlawan ketika semua orang berhasrat menjadi pahlawan dan sekaligus banyak kritik," kata Radhar dalam diskusi bertema 'Apa dan Siapa Pahlawan' di Warung Daun, Cikini, Jakarta Pusat, Sabtu 12 November 2011.

Radhar menuturkan masih ada yang menganggap pahlawan yang diakui pemerintah -- bukan dianggap pahlawan oleh kelompok tertentu. Padahal, mereka memiliki kriteria sendiri dalam menyebutkan siapa sosok panutan yang mereka hormati.
Lalu, apakah guru layak disebut pahlawan tanpa tanda jasa? "Guru masa kini tidak pantas menganggap dirinya pahlawan," ujarnya.

Dia menuturkan guru, yang konon disebut pahlawan tanpa tanda jasa itu, sekarang jauh dari nilai-nilai yang seharusnya dia pegang. Mereka cenderung mengejar fasilitas dan materi. Dan lebih menyedihkannya, mereka merasa gaya hidup materialistik itu adalah sesuatu yang wajar.

"Rp200 triliun diberikan untuk guru. Mau pahlawan dari mana kalau guru mengesampingkan tugas-tugasnya," ujarnya.

Dia melihat saat ini muncul banyak pahlawan. Namun disaat bersamaan muncul kegiatan yang antipahlawan. "Korupsi biasa saja, kejahatan biasa saja," kecamnya.

Sementara seorang guru dan pengajar, M Amir Hamzah mengaku tidak setuju dan sedih mendengar lagu himne guru. Menurutnya, semua orang pada saat ini termasuk guru baru --  calon pahlawan -- belum menjadi pahlawan.

"Setinggi apapun seseorang belum patut menjadi pahlawan. Generasi mendatang adalah calon, mereka akan bangkit untuk berjuang," jelasnya.

Amir juga menegaskan jika seorang guru sejati tidak boleh mengatakan dia pensiun. Karena tugas seorang pengajar adalah sepanjang hidupnya. "Saya masih mengajar di terminal, sepanjang hayat," katanya. (sj)


source by VIVAnews.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar